MAKALAH
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I
TAWAS KROM
Disusun sebagai salah satu tugas Mata
Kuliah Praktikum Kimia Anorganik I
Dosen Pengampu : Sri Yamtinah, S.Pd.,M.Pd.
Nurma Yunita, S.Pd.,M.Si.
Oleh :
NAMA : TRI WULANDARI
NIM : K3306036
PRODI : P.KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2008
TAWAS KROM
A.
KROMIUM DAN SENYAWANYA
Kromium
adalah logam yang sangat mengkilap, keras dan tahan karat. Kromium banyak
digunakan dalam industri logam. Selain itu, krom juga digunakan dalam
refraktori (pelapis tahan panas bagi tanur bersuhu tinggi). Kromium (III) termasuk dalam golongan kation ke tiga.
Logam-logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk
golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan dengan adanya amonium klorida
oleh hidrogen sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan
amonia. Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida kecuali aluminium dan
kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida karena hidrolisis yang sempurna
dari sulfida dalam larutan air.
Larutan
Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer biasa digunakan
sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik. Hal ini beralasan karena larutan
kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer merupakan agen pengoksidasi
yang kuat disamping memiliki kekuatan yang mampu menjadikan senyawa organik
menjadi terpotong-potong (larutan kalium manganat(VII)
juga memberikan kecenderungan yang sama).
Larutan
Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer digunakan untuk:
»
Mengoksidasi
alkohol sekunder menjadi keton;
»
Mengoksidasi
alkohol primer menjadi aldehid;
»
Mengoksidasi
alkohol primer menjadi asam karboksilat;
Kalium dikromat(VI) seringkali digunakan untuk
menentukan konsentrasi ion besi(II) dalam larutan. Hal ini dilakukan sebagai
alternatif penggunaan larutan kalium permanganat(VII).
Pada praktiknya, penggunaan kalium dikromat mempunyai keuntungan dan kerugian.
Keuntungan :
»
Kalium dikromat(VI) dapat digunakan sebagai
standar primer. Hal ini berarti bahwa kalium dikromat(VI) dapat dijadikan
sebagai larutan stabil yang konsentrasinya diketahui dengan tepat. Hal ini
tidak terjadi pada kalium permanganat(VII).
»
Kalium dikromat(VI) dapat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan ion klorida (selama ion klorida tidak berada pada
konsentrasi yang sangat tinggi).
»
Kalium manganat(VII)
mengoksidasi ion klorida menjadi klorin; kalium dikromat(VI) tidak benar-benar
cukup kuat sebagai agen pengoksidasi. Hal ini berarti bahwa kamu tidak akan
mendapatkan reaksi yang tidak diinginkan dengan larutan kalium dikromat(VI).
Kerugian :
»
Kerugian
yang paling utama adalah pada perubahan warna. Titrasi kalium permanganat (VII) menunjukkan dirinya sendiri. Ketika larutan
kalium permanganat (VII)
disertakan pada reaksi, larutan menjadi tidak berwarna.
Jika penambahan terlalu banyak, larutan menjadi merah muda dan dapat diketahui bahwa telah melewati titik akhir. Sayangnya larutan kalium dikromat(VI) berubah menjadi hijau pada saat dimasukkan ke dalam reaksi, dan sulit untuk mendeteksi perubahan warna ketika dituangkan larutan jingga berlebih pada larutan berwarna hijau yang kuat tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa titik akhir titrasi kalium dikromat(VI) tidak mudah untuk dilihat seperti titik akhir kalium permanganat(VII).
Jika penambahan terlalu banyak, larutan menjadi merah muda dan dapat diketahui bahwa telah melewati titik akhir. Sayangnya larutan kalium dikromat(VI) berubah menjadi hijau pada saat dimasukkan ke dalam reaksi, dan sulit untuk mendeteksi perubahan warna ketika dituangkan larutan jingga berlebih pada larutan berwarna hijau yang kuat tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa titik akhir titrasi kalium dikromat(VI) tidak mudah untuk dilihat seperti titik akhir kalium permanganat(VII).
B.
REAKSI ION
KROM (III) DALAM LARUTAN
Ion yang paling sederhana dalam bentuk krom dalam
larutan adalah ion heksaaquokrom(III)
- [Cr(H2O)6]3+. Biasanya dengan ion 3+,
ion heksaaquokrom (III) agak asam dengan
pH pada larutan tertentu antara 2 -3.Ion bereaksi dengan molekul air dalam
larutan. Ion hidrogen terlepas dari salah satu ligan molekul air:
Warna ion heksaaquokrom(III) sulit untuk dilukiskan karena berwarna
ungu-biru-abu. Akan tetapi, ketika diproduksi melalui reaksi dalam tabung reaksi,
ion ini berwarna hijau. Hal ini dapat dilakukan secara sederhana dengan
memanaskan larutan krom (III)
sulfat.
Ungu hijau
C.
TAWAS
Tawas adalah zat kimia yang termasuk dalam kelompok garam
rangkap dengan rumus molekul K2SO4.Al2(SO4)3.12H2O. Dalam tawas ada dua unsur
logam pembentuk garam yaitu kalium (K) dan aluminium (Al). Agaknya Al inilah
yang mendukung tawas, sehingga dapat digunakan sebagai deodoran. Garam Al
bersifat amfoter, artinya dapat bertindak sebagai asam atau basa tergantung
suasana pH di sekitarnya. Dalam pemakaian sehari-hari, tawas banyak digunakan
sebagai penjernih air. Tawas menggumpalkan partikel koloid yang mengeruhkan
air. Partikel koloid yang sudah menggumpal akibat pemberian tawas, akan
mengendap dan mudah dipisahkan dari bagian air yang jernih.
Tawas juga merupakan salah satu komponen dalam obat kumur
Gargarisma Khan, untuk sariawan, karena memiliki sifat adstringen. Sifat ini
membantu mengerutkan luka sariawan pada, selaput lendir mulut, dengan daya
menggumpalkan protein. Sifat adstringen ini mungkin yang mendasari tawas
sebagai antiperspiran, dengan mengerutkan pori kelenjar keringat sekaligus
bertindak sebagai antiseptik lemah dengan menggumpalkan protein mikroba. Dalam
suasana asam karena hasil uraian keringat oleh mikroba, Al bersifat sebagai
basa, dengan demikian akan menetralkan asam-asam yang terbentuk. Dengan dugaan
mekanisme di atas, tawas akan mengurangi pengeluaran keringat dan menggumpalkan
mikroba sehingga pertumbuhannya terhambat, dan akhirnya sumber bau badan akan
berkurang.
Contoh berbagai variasi rumus
kimia krom alum adalah :
»
CrK(SO4)2,12H2O
»
Cr2(SO4)3,K2SO4,24H2O
»
K2SO4,Cr2(SO4)3,24H2O
Krom alum dikenal dengan double
salt (garam ganda). Jika dicampurkan dengan larutan kalium sulfat dan
krom(III) sulfat yang memiliki
konsentrasi molar yang sama, larutan akan dikira hanya seperti sebuah campuran.
Pencampuran ini memberikan reaksi ion krom(III),
ion kalium, dan ion sulfat.
D.
PEMBUATAN TAWAS KROM
Kristal krom alum dapat dibuat dengan mereduksi larutan
kalium dikromat(VI) yang telah diasamkan dengan menggunakan etanol, dan
kemudian kristalisasi larutan yang dihasilkan. Dengan asumsi bahwa dapat
mengunakan kelebihan etanol, produk organik utama yang akan diperoleh adalah
etanal seperti persamaan di bawah :
…..(1)
Persamaan
ionik ini jelas tidak mengandung ion spektator, kalium dan sulfat. Persamaan
lengkapnya:
…..(2)
pada persamaan (2) terlihat bahwa krom(III)
sulfat dan kalium sulfat diproduksi secara pasti pada proporsi bagian kanan
untuk memperolah double salt.
Langkah awal yang dilakukan adalah menambahkan larutan kalium
dikromat(VI) dengan sedikit asam sulfat pekat kemudian didinginkan dengan
meletakkannya dalam es. Kelebihan etanol ditambahkan secara perlahan sambil
diaduk dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu tinggi. Ketika semua etanol
telah ditambahkan, larutan dibiarkan sepanjang malam, lebih baik dalam lemari
pendingin, untuk kristalisasi. Kristal dipisahkan dari larutan sisa, dicuci
dengan sedikit air murni dan kemudian dikeringkan dengan kertas saring.
SUMBER :
Vogel.
1985. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka
www.chem-is-try.org/index.php?sect=belajar-online/anorganik/19
April 2008. Krom.
Nani
Sukasediati. Tawas : Penawar Bau Badan Tradisional. Cermin Dunia Kedokteran No. 58
1989 20.
www.google.co.id/58_08_TawasPenawarBBTradisional.html
No comments:
Post a Comment