Inget, dulu betapa susahnya nyari bahan tentang ini. Gara-gara nggak masuk uliah 2 minggu, nggak ikut praktikum,huhuhuhu....*jadi kangen motorku Hendy..huuukkss..
GARAM MOHR
A. PENDAHULUAN
Garam Mohr
merupakan garam rangkap yang memiliki rumus kimia FeSO4.(NH4)2SO4.6H2O.
Bentuk fisik dari garam Mohr adalah berwarna kehijauan berbentuk kristal. Warna
hijau ini disebabkan oleh adanya ion Fe (II). Senyawa Fe merupakan salah satu
senyawa pembentuk garam kompleks atau garam rangakap garam Mohr. Senyawa Fe
dalam bentuk Garam Mohr atau K4Fe(CN)6 berpotensi sebagai
reduktor dalam reaksi reduksi iodat dalam garam.
Garam Mohr
atau besi (II) ammonium sulfat (FeSO4.(NH4)2SO4.6H2O)
dapat digunakan untuk mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi pada ion Fe (II).
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Melebur
pada 1535oC. Asam klorida (HCl) encer atau pekat dan asam sulfat (H2SO4)
encer melarutkan besi yang menghasilkan besi (II) dan gas hidrogen.
Fe + 2H+
® Fe2+ + H2
Fe + 2HCl ® Fe2+ + 2Cl- + H2
Asam sulfat pekat yang panas
menghasilkan ion-ion besi (II) dan belerang dioksida :
2Fe + 3H2SO4
+ 6H+ ® 2Fe3+ + 3SO4 + 6H2O
Besi membentuk dua deret garam
yang penting. Garam-garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida,
FeO. Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan
berwarna sedikit hijau. Ion-ion gabungan dan kompleks-kompleks sepit ynag
berwarna tua adalah juga umum. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi
besi (III), maka merupakan zat
pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu maka semakin nyatalah efek
ini; dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan
mengoksidasikan ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila
ingin disimpan dalam waktu yang lama.
Garam-garam
besi (III) atau feri diturunkan
dari besi (II) oksida, Fe2O3. Mereka lebih stabil garam
besi (II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang
berwarna kuning muda. Jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin
kuat. Zat-zat pereduksi mengubah ion besi (III)
menjadi besi (II).
B.
REAKSI-REAKSI ION
BESI (II)
Dengan
memakai garam Mohr (FeSO4.(NH4)2SO4.6H2O)
dapat digunakan untuk mempelajari reaksi-reaksi ion besi (II) :
a. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH)
Terbentuk endapan
putih besi (II) hidroksida (Fe(OH)2) bila tidak terdapat udara sama
sekali. Endapan ini tidak larut dalam reagensia berlebihan tetapi larut dalam
asam. Bila terkena udara, besi (II) hidroksida (Fe(OH)2) dengan
ceapat dioksidasikan, yang pada akhirnya menghasilkan besi (III) hidroksida (Fe(OH)3) yang coklat
kemerahan. Pada kondisi biasa, Fe(OH)2 nampak sebagai endapan hijau
kotor; denga penambahan hidrogen peroksida, segera dioksidasikan menjadi besi (III) hidroksida :
Fe2+ +
2OH- ® Fe(OH)2
Fe(OH)2
+ 2H2O + O2 ® 4Fe(OH)3
2Fe(OH)2 + H2O2 ® 2Fe(OH)3
b. Larutan Amonia
Terjadi
pengendapan besi (II) hidroksida (Fe(OH)2). Tetapi jika ada amonium
dalam jumlah yang lebih banyak, disosiasi amonium hidoksida tertekan dan
konsentrasi ion hidroksil menjadi semakin rendah sehingga hasil kali kelarutan
besi (II) hidroksida (Fe(OH)2) tidak tercapai dan pengendapan tidak
terjadi.
c. Larutan Amonium Sulfida
Terjadi endapan
hitam besi (II) sulfida (FeS) yang larut dengan mudah dalam asam, dengan
melepaskan hidrogen sulfida. Endapan yang basah akan menjadi coklat setelah
terkena udara., karena dioksidasikan menjadi besi (II) sulfat basa (FeO(SO4)2).
Fe2+ + S2-
® FeS
FeS + 2H+ ® Fe2+ + H2S
FeS + 9O2 ® 2Fe2O(SO4)2
C.
PEMBUATAN GARAM MOHR
Langkah
pertama yang dilakukan adalah menetralkan asam sulfat 10 % dengan amoniak dan
menguapkan nya sampai jenuh. Selain itu melarutkan serbuk Fe dalam asam sulfat
30%. Menyaringnya dalam larutan panas-panas dan menguapkan dalam cawan porselin
sehingga pada permukaan larutan mulai terbentuk hablur. Mencampurkan kedua
larutan tadi kemudian mendinginkannya sehingga terbentuk hablur dari besi
amonium sulfat yang berwarna hijau muda. Memurnikannya dengan rekristalisasi
dengan air panas.
No comments:
Post a Comment