Wednesday, January 11, 2012

MA AL Azhar

ini fotonya anak-anak pas lagi ngerjain ulangan. karena gurunya bingung mau ngapain, ya udah di belakang foto-foto aja. heeee







Mereka emang murid yang terbaik. Mengerjakan ulangan dengan sungguh-sungguh, percaya diri, sampe gurunya bingung mau ngapain, karena nggak diawasi pun mereka udah dapat dipercaya. Siip..


Foto yang lain kapan-kapan..haaaaa

Tawas krom


MAKALAH
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I
TAWAS KROM
Disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Anorganik I
Dosen Pengampu : Sri Yamtinah, S.Pd.,M.Pd.
Nurma Yunita, S.Pd.,M.Si.











Oleh :
NAMA     : TRI WULANDARI
NIM          : K3306036
PRODI     : P.KIMIA




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2008

TAWAS KROM

A.     KROMIUM DAN SENYAWANYA
Kromium adalah logam yang sangat mengkilap, keras dan tahan karat. Kromium banyak digunakan dalam industri logam. Selain itu, krom juga digunakan dalam refraktori (pelapis tahan panas bagi tanur bersuhu tinggi). Kromium (III) termasuk dalam golongan kation ke tiga. Logam-logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan dengan adanya amonium klorida oleh hidrogen sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan amonia. Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air.
Larutan Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer biasa digunakan sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik. Hal ini beralasan karena larutan kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer merupakan agen pengoksidasi yang kuat disamping memiliki kekuatan yang mampu menjadikan senyawa organik menjadi terpotong-potong (larutan kalium manganat(VII) juga memberikan kecenderungan yang sama).
Larutan Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer digunakan untuk:
»             Mengoksidasi alkohol sekunder menjadi keton;
»             Mengoksidasi alkohol primer menjadi aldehid;
»             Mengoksidasi alkohol primer menjadi asam karboksilat;
Kalium dikromat(VI) seringkali digunakan untuk menentukan konsentrasi ion besi(II) dalam larutan. Hal ini dilakukan sebagai alternatif penggunaan larutan kalium permanganat(VII). Pada praktiknya, penggunaan kalium dikromat mempunyai keuntungan dan kerugian.


Keuntungan :
»   Kalium dikromat(VI) dapat digunakan sebagai standar primer. Hal ini berarti bahwa kalium dikromat(VI) dapat dijadikan sebagai larutan stabil yang konsentrasinya diketahui dengan tepat. Hal ini tidak terjadi pada kalium permanganat(VII).
»   Kalium dikromat(VI) dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan ion klorida (selama ion klorida tidak berada pada konsentrasi yang sangat tinggi).
»   Kalium manganat(VII) mengoksidasi ion klorida menjadi klorin; kalium dikromat(VI) tidak benar-benar cukup kuat sebagai agen pengoksidasi. Hal ini berarti bahwa kamu tidak akan mendapatkan reaksi yang tidak diinginkan dengan larutan kalium dikromat(VI).
Kerugian :
»   Kerugian yang paling utama adalah pada perubahan warna. Titrasi kalium permanganat (VII) menunjukkan dirinya sendiri. Ketika larutan kalium permanganat (VII) disertakan pada reaksi, larutan menjadi tidak berwarna.
Jika penambahan terlalu banyak, larutan menjadi merah muda dan dapat diketahui bahwa telah melewati titik akhir. Sayangnya larutan kalium dikromat(VI) berubah menjadi hijau pada saat dimasukkan ke dalam reaksi, dan sulit untuk mendeteksi perubahan warna ketika dituangkan larutan jingga berlebih pada larutan berwarna hijau yang kuat tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa titik akhir titrasi kalium dikromat(VI) tidak mudah untuk dilihat seperti titik akhir kalium permanganat(VII).
B.      REAKSI ION KROM (III) DALAM LARUTAN
Ion yang paling sederhana dalam bentuk krom dalam larutan adalah ion heksaaquokrom(III) - [Cr(H2O)6]3+. Biasanya dengan ion 3+, ion heksaaquokrom (III) agak asam dengan pH pada larutan tertentu antara 2 -3.Ion bereaksi dengan molekul air dalam larutan. Ion hidrogen terlepas dari salah satu ligan molekul air:
Warna ion heksaaquokrom(III) sulit untuk dilukiskan karena berwarna ungu-biru-abu. Akan tetapi, ketika diproduksi melalui reaksi dalam tabung reaksi, ion ini berwarna hijau. Hal ini dapat dilakukan secara sederhana dengan memanaskan larutan krom (III) sulfat.


                             
                                   Ungu                          hijau
C.     TAWAS
Tawas adalah zat kimia yang termasuk dalam kelompok garam rangkap dengan rumus molekul K2SO4.Al2(SO4)3.12H2O. Dalam tawas ada dua unsur logam pembentuk garam yaitu kalium (K) dan aluminium (Al). Agaknya Al inilah yang mendukung tawas, sehingga dapat digunakan sebagai deodoran. Garam Al bersifat amfoter, artinya dapat bertindak sebagai asam atau basa tergantung suasana pH di sekitarnya. Dalam pemakaian sehari-hari, tawas banyak digunakan sebagai penjernih air. Tawas menggumpalkan partikel koloid yang mengeruhkan air. Partikel koloid yang sudah menggumpal akibat pemberian tawas, akan mengendap dan mudah dipisahkan dari bagian air yang jernih.
Tawas juga merupakan salah satu komponen dalam obat kumur Gargarisma Khan, untuk sariawan, karena memiliki sifat adstringen. Sifat ini membantu mengerutkan luka sariawan pada, selaput lendir mulut, dengan daya menggumpalkan protein. Sifat adstringen ini mungkin yang mendasari tawas sebagai antiperspiran, dengan mengerutkan pori kelenjar keringat sekaligus bertindak sebagai antiseptik lemah dengan menggumpalkan protein mikroba. Dalam suasana asam karena hasil uraian keringat oleh mikroba, Al bersifat sebagai basa, dengan demikian akan menetralkan asam-asam yang terbentuk. Dengan dugaan mekanisme di atas, tawas akan mengurangi pengeluaran keringat dan menggumpalkan mikroba sehingga pertumbuhannya terhambat, dan akhirnya sumber bau badan akan berkurang.
Contoh berbagai variasi rumus kimia krom alum adalah :
»   CrK(SO4)2,12H2O
»   Cr2(SO4)3,K2SO4,24H2O
»   K2SO4,Cr2(SO4)3,24H2O
Krom alum dikenal dengan double salt (garam ganda). Jika dicampurkan dengan larutan kalium sulfat dan krom(III) sulfat yang memiliki konsentrasi molar yang sama, larutan akan dikira hanya seperti sebuah campuran. Pencampuran ini memberikan reaksi ion krom(III), ion kalium, dan ion sulfat.

D.     PEMBUATAN TAWAS KROM
Kristal krom alum dapat dibuat dengan mereduksi larutan kalium dikromat(VI) yang telah diasamkan dengan menggunakan etanol, dan kemudian kristalisasi larutan yang dihasilkan. Dengan asumsi bahwa dapat mengunakan kelebihan etanol, produk organik utama yang akan diperoleh adalah etanal seperti persamaan di bawah :
  …..(1)
Persamaan ionik ini jelas tidak mengandung ion spektator, kalium dan sulfat. Persamaan lengkapnya:
      …..(2)
pada persamaan (2) terlihat bahwa krom(III) sulfat dan kalium sulfat diproduksi secara pasti pada proporsi bagian kanan untuk memperolah double salt.
Langkah awal yang dilakukan adalah menambahkan larutan kalium dikromat(VI) dengan sedikit asam sulfat pekat kemudian didinginkan dengan meletakkannya dalam es. Kelebihan etanol ditambahkan secara perlahan sambil diaduk dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu tinggi. Ketika semua etanol telah ditambahkan, larutan dibiarkan sepanjang malam, lebih baik dalam lemari pendingin, untuk kristalisasi. Kristal dipisahkan dari larutan sisa, dicuci dengan sedikit air murni dan kemudian dikeringkan dengan kertas saring.









SUMBER :
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka
www.chem-is-try.org/index.php?sect=belajar-online/anorganik/19 April 2008. Krom.
Nani Sukasediati. Tawas : Penawar Bau Badan Tradisional. Cermin Dunia Kedokteran No. 58 1989 20.
www.google.co.id/58_08_TawasPenawarBBTradisional.html

Garam Mohr

Inget, dulu betapa susahnya nyari bahan tentang ini. Gara-gara nggak masuk uliah 2 minggu, nggak ikut praktikum,huhuhuhu....*jadi kangen motorku Hendy..huuukkss..



GARAM MOHR

A.     PENDAHULUAN
Garam Mohr merupakan garam rangkap yang memiliki rumus kimia FeSO4.(NH4)2SO4.6H2O. Bentuk fisik dari garam Mohr adalah berwarna kehijauan berbentuk kristal. Warna hijau ini disebabkan oleh adanya ion Fe (II). Senyawa Fe merupakan salah satu senyawa pembentuk garam kompleks atau garam rangakap garam Mohr. Senyawa Fe dalam bentuk Garam Mohr atau K4Fe(CN)6 berpotensi sebagai reduktor dalam reaksi reduksi iodat dalam garam.
Garam Mohr atau besi (II) ammonium sulfat (FeSO4.(NH4)2SO4.6H2O) dapat digunakan untuk mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi pada ion Fe (II). Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Melebur pada 1535oC. Asam klorida (HCl) encer atau pekat dan asam sulfat (H2SO4) encer melarutkan besi yang menghasilkan besi (II) dan gas hidrogen.
Fe + 2H+   ® Fe2+ + H2
Fe + 2HCl             ® Fe2+ + 2Cl- + H2
Asam sulfat pekat yang panas menghasilkan ion-ion besi (II) dan belerang dioksida :
2Fe + 3H2SO4 + 6H+ ® 2Fe3+ + 3SO4­ + 6H2O
Besi membentuk dua deret garam yang penting. Garam-garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion-ion gabungan dan kompleks-kompleks sepit ynag berwarna tua adalah juga umum. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu maka semakin nyatalah efek ini; dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan dalam waktu yang lama.
Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari besi (II) oksida, Fe2O3. Mereka lebih stabil garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda. Jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi mengubah ion besi (III) menjadi besi (II).
B.      REAKSI-REAKSI ION BESI (II)
Dengan memakai garam Mohr (FeSO4.(NH4)2SO4.6H2O) dapat digunakan untuk mempelajari reaksi-reaksi ion besi (II) :
a.       Larutan Natrium Hidroksida (NaOH)
Terbentuk endapan putih besi (II) hidroksida (Fe(OH)2) bila tidak terdapat udara sama sekali. Endapan ini tidak larut dalam reagensia berlebihan tetapi larut dalam asam. Bila terkena udara, besi (II) hidroksida (Fe(OH)2) dengan ceapat dioksidasikan, yang pada akhirnya menghasilkan besi (III) hidroksida (Fe(OH)3) yang coklat kemerahan. Pada kondisi biasa, Fe(OH)2 nampak sebagai endapan hijau kotor; denga penambahan hidrogen peroksida, segera dioksidasikan menjadi besi (III) hidroksida :
Fe2+ + 2OH-  ® Fe(OH)2
Fe(OH)2 + 2H2O + O2 ® 4Fe(OH)3
2Fe(OH)2 + H2O2  ® 2Fe(OH)3
b.      Larutan Amonia
Terjadi pengendapan besi (II) hidroksida (Fe(OH)2). Tetapi jika ada amonium dalam jumlah yang lebih banyak, disosiasi amonium hidoksida tertekan dan konsentrasi ion hidroksil menjadi semakin rendah sehingga hasil kali kelarutan besi (II) hidroksida (Fe(OH)2) tidak tercapai dan pengendapan tidak terjadi.
c.       Larutan Amonium Sulfida
Terjadi endapan hitam besi (II) sulfida (FeS) yang larut dengan mudah dalam asam, dengan melepaskan hidrogen sulfida. Endapan yang basah akan menjadi coklat setelah terkena udara., karena dioksidasikan menjadi besi (II) sulfat basa (FeO(SO4)2).
Fe2+ + S2-  ® FeS
FeS + 2H+  ® Fe2+ + H2S
FeS + 9O2  ® 2Fe2O(SO4)2
C.     PEMBUATAN GARAM MOHR
Langkah pertama yang dilakukan adalah menetralkan asam sulfat 10 % dengan amoniak dan menguapkan nya sampai jenuh. Selain itu melarutkan serbuk Fe dalam asam sulfat 30%. Menyaringnya dalam larutan panas-panas dan menguapkan dalam cawan porselin sehingga pada permukaan larutan mulai terbentuk hablur. Mencampurkan kedua larutan tadi kemudian mendinginkannya sehingga terbentuk hablur dari besi amonium sulfat yang berwarna hijau muda. Memurnikannya dengan rekristalisasi dengan air panas.

GERMANIUM


GERMANIUM

Nama               : Germanium
Lambang         : Ge
Nomor atom    : 32
Massa atom     : 72.64(1) g/mol
Konfigurasi elektron   :[Ar] 3d10 4s2 4p2
Jumlah elektron tiap kulit        : 2, 8, 18, 4
A.    Sifat Fisik
Fase                                               : solid
Penampilan                                    : Putih keabu-abuan
Massa jenis (sekitar suhu kamar)   : 5.323 g/cm³
Massa jenis cair pada titik lebur    : 5.60 g/cm³
Titik lebur                                      :1211.40K (938.25 °C, 1720.85 °F)
Titik didih                                     : 3106 K(2833 °C, 5131 °F)
Kalor peleburan                             : 36.94 kJ/mol
Kalor penguapan                           : 334 kJ/mol
Kapasitas kalor                              : (25 °C) 23.222 J/(mol·K)
Germanium padat berbentuk kristal, keras, putih keabu-abuan, memiliki keharuman logam dan struktur kristal yang sama seperti berlian. Selain itu, germanium adalah semikonduktor listrik.
B.     Sifat Kimia
Struktur kristal                  : cubic face centered
Bilangan oksidasi              : 4 (amphoteric oxide)
Elektronegativitas             : 2.01 (skala Pauling)
Energi ionisasi(detil)         :  ke-1: 762 kJ/mol
ke-2: 1537.5 kJ/mol
ke-3: 3302.1 kJ/mol
Jari-jari atom                     :125 pm
Jari-jari atom (terhitung)  : 125 pm
Jari-jari kovalen                 : 122 pm

C.    Pembuatan
Logam ditemukan di :
§        argyrodite, yang sulfida dari germanium dan perak;
§        germanite, yang berisi 8 persen dari elemen;
§        seng ores;
§        batu bara;
Germanium dapat dipisahkan dari logam lain dengan penyulingan pecahan dari Tetraklorida stabil. Seperti silikon, bereksi langsung dengan halogen membentuk tetrahalida volatile, dengan oksigen membentuk GeO2 dan dengan alkali membentuk germanite.
      Ge + 2OH- + H2O       GeO32- + 2H2
Seperti SiO2, GeO2 merupakan asam oksida lemah. Germanium hidrida/ germanes dioksidasi menjadi GeO2 dan H2O oleh O2 tetapi tidak flammable seperti silanes. Halida GeF2, GeCl2, GeBr2 dan GeI2dan sulfida GeS diketahui tetapi mereka tidak stabil dan merupakan agen pereduksi kuat. Tetrahalida gan GeS2 diperoleh melalui reaksi langsung dengan element dan kemudian bereaksi dengan Ge,
                  Ge + GeCl4  à  2GeCl2
Ge + GeS2    à  2GeS
D.    Kegunaan
Ketika germanium dipadu dengan arsenic, Galium, atau unsur-unsur lain, ia digunakan sebagai elemen transistor dalam ribuan aplikasi elektronik. Yang paling umum adalah penggunaan germanium sebagai semikonduktor.
Seperti halnya selenium, germanium juga termasuk ke dalam golongan trace mineral. Germanium dalam bentuk anorganik tidak memiliki manfaat apapun bagi tubuh. Germanium anorganik berfungsi sebagai bahan semikonduktor dan sangat bermanfaat dalam industri elektronik. Akan tetapi, germanium yang memiliki manfaat terhadap tubuh manusia adalah germanium organik atau sering disebut germanium-132 atau Ge-Oxy 132. Germanium organik mampu melindungi tubuh dari pertumbuhan tumor dan kanker ganas dengan jalan memperkuat sistem imun. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa germanium juga mampu melawan munculnya penyakit degeneratif akibat proses penuaan dan radikal bebas. Germanium banyak terdapat pada ginseng, aloe vera, dan bawang putih. Hasil ekstraksi senyawa germanium organik dari tumbuhan tadi disebut biscarboxyethyl germanium sesquioxide.
Dr Kazuhiko Asai menemukan bahwa germanium melawan kanker dengan jalan menstimulasi produksi interferon (suatu substansi antiviral protein yang menstimulus produksi sell pembunuh alami sebagai bentuk kekebalan tubuh) yang langsung menyerang sel kanker. Selain itu, germanium juga mampu meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh. Dalam kondisi suplai germanium cukup, konsumsi oksigen oleh organ tubuh turun dari keadaan normalnya. Hal inilah yang membuat kadar oksigen dalam tubuh tetap kaya.
Germanium juga mampu mengaktifkan kembali fungsi T-sel, Limfosit B, dan meningkatkan jumlah sel antibodi. Germanium organik melindungi diri dari akumulasi amyloid, suatu produk oksidatif radikal bebas (berdasarkan riset pada tikus). Selain itu, germanium organik juga melindungi sistein (suatu asam amino sulfhidril) dari oksidasi. Beberapa manfaat suplai germanium organik itu diantaranya:
a. Teraktifkannya sitoplasmik dan mikrosomal glutathione-S-transferase
b. Teraktifkannya glutathione peroxidase (GSH-Px)
c. Teraktifkannya superoksida dismutase
d. Mengkatalis aktivitas mitokondria hati


Literatur :
Mahan, Myers. Universitas Chemistry Fourth Edition. California : Edison Wesley.
Germanium. http://id.wikipedia.org/wiki/Germanium : 03 November 2008.
Germanium. http://periodic.lanl.gov/elements/32.html : 03 November 2008.